CA – Di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan teknologi global, platform video musik China TikTok mengumumkan rencana untuk mempekerjakan 1.000 karyawan baru.
Ribuan pekerja yang memenuhi kriteria nantinya akan dipindahkan ke kantor TikTok di Mountain View, California.
Perekrutan ini dilakukan dengan sengaja agar perusahaan dapat meninjau data pengguna AS dengan tim yang berbasis di AS.
Perusahaan induk TikTok berselisih dengan pemerintah AS terkait ikatan ByteDance.
“Ini pasti layak diinvestasikan jika Anda ingin menjaga platform ini sebagai platform yang sangat aman,” kata CEO TikTok Shou Zi Chew di Forum Ekonomi Baru Bloomberg di Singapura.
Rumor rekrutmen ini pertama kali dilaporkan oleh situs lokal The Information, yang mewawancarai dua orang dalam TikTok. Cabang Mountain View berencana mengosongkan 2.000 karyawan, termasuk tim pengembangan tim e-commerce dan tim pemantau konten, untuk memfilter video tidak pantas yang sering muncul di iklannya.
Menanggapi kabar yang mengemuka di media sosial, CEO TikTok Shou Zi Chew mengonfirmasi bahwa perusahaan akan merekrut ratusan insinyur baru. Kabar tersebut sontak menjadi angin segar bagi karyawan yang terkena PHK massal di Twitter dari perusahaan induk Facebook Meta dan perusahaan teknologi global termasuk Amazon.
“Kami selalu lebih berhati-hati. Dalam fase pertumbuhan kami, menurut kami kecepatan, ritme, dan kontrak kami cocok dengan kami,” jelas Chiu saat menghadiri Forum Ekonomi Baru Bloomberg di Singapura.
Dengan menyewa kantor Silicon Valley, TikTok berharap perusahaan dapat memperluas peluncuran fitur dan teknologi baru yang mutakhir, memperkuat posisi TikTok sebagai platform media sosial paling kuat di wilayah AS.
CNN International melaporkan bahwa selain mempekerjakan anak perusahaannya di Silicon Valley, TikTok membuka ribuan pekerjaan lagi untuk setiap departemen di setiap cabang. Portal pekerjaan TikTok mencatat bahwa saat ini dibutuhkan setidaknya 4.000 pekerjaan untuk mengisi lowongan di TikTok.